Sabtu, 03 November 2012

Merubah si Macan Kertas menjadi Mac Gyver

Apa yang harus dilakukan di kelas mengajar atau melatih ? Bagaimana cara merubah macan kertas menjadi Mac Gyver ? 

Alkisah ada seorang murid yang ingin belajar ilmu beladiri, kemudian masuklah dia ke suatu kelas ilmu beladiri modern, kelas ilmu beladiri modern ini diajarkan oleh seorang profesor ahli ilmu beladiri modern, profesor ini sudah banyak melakukan penelitian ke hampir semua ilmu beladiri yang ada didunia. Di dalam kelas murid ini diajarkan beberapa teori tentang ilmu beladiri, jenis-jenis ilmu beladiri ditinjau dari segi kelebihan dan kekurangan, tidak lupa dijelaskan juga assal usul atau sejarah ilmu beladiri. Hampir semua ilmu beladiri di jelasskan didalam kelas. Di akhir semester ujian dilaksanakan, seperti biasa profesor memberikan soal kepada murid untuk dijelaskan, dimulai dari sejarah ilmu beladiri, jenis ilmu beladiri hinggi kelebihan dan kekurangan ilmu beladiri. Sebagian besar murid yang rajin belajar lulus ujian ini dan mendapatkan nilai A. Yang menjadi pertanyaan, apakah dengan belajar seperti ini seorang murid menjadi ahli beladiri, jawabannya sudah jelas diatas kertas "ya" tapi dilapangan ..."tidak".




Mengutip pernyataannya Prof. Rhenald Kasali dalam suatu tulisan " Keluar dari kecakapan ujian" 

" Untuk memberikan ilustrasi, saya ceritakan kembali pengalaman saya (Rhenald Kasali, Red) saat mengajar mata kuliah “International Marketing”. Mata kuliah ini diberikan kepada mahasiswa senior di Program S1 dan sebagai prasyaratnya mereka harus sudah lulus “Dasar-Dasar Marketing”. Suatu ketika saya iseng menanyakan berapa mahasiswa yang mendapat nilai A di kelas marketing yang diambil satu dua semester sebelumnya, dan saya minta mereka maju kedepan. Dan sungguh saya tak percaya bagaimana anak-anak yang kurang bergaul, kurang pandai mengekspresikan pikiran, bahkan dikenal sebagai anak yang berbicara sinis, dan berpenampilan tidak “marketable” dari kacamata rekan-rekannya, bisa diberi nilai A.

Begitulah “
 the power of exam merit”. Mereka mendapatkan nilai “A” dalam transkrip nilai karena bertemu dengan pengajar-pengajar yang hanya berorientasi pada hasil ujian, bukan pendidik yang mengubah cara mereka berpikir. Di atas kertas pada saat ujian mereka benar-benar cerdas, hafalannya bagus, analisisnya ok, tetapi mengapa untuk hal sederhana saja tak mampu mengaplikasikan pengetahuannya?...."

Ilustrasi yang lain, misalnya pada pembelajaran "Pendidikan Moral Pancasila" di jelaskan mengenai prilaku yang bermoral dengan segala definisinya dan contohnya, atau pendidikan anti korupsi yang membahas nilai-nilai antikorupsi seperti keadilan, keberanian, dan kepedulian. Bila pola pendidikan diberikan dengan cara yang sama, sudah tentu semua siswa yang memiliki hafalan bagus akan mendapat nilai A, tidak perduli dia orangnya jujur, bermoral atau tidak.

Kalau demikian cara kita mendidik anak-anak ini, maka bisa di bayangkan mengapa pengusaha mengeluh lulusan-lulusan kita tidak siap pakai, dan mengapa banyak profesi lulusan yang tidak sesuai dengan jurusan ketika sekolah. Anak-anak mengeluh sekolahnya susah karena mereka tidak bisa mengekspresikan bakat yang mereka cintai. Guru guru mengeluh karena murid tidak mempersiapkan belajar di rumah dengan baik. dan tentu saja di masa depan, dari sistem pendidikan seperti ini hanya akan dilahirkan sarjana-sarjana kertas, atau ilmuwan-ilmuwan paper, yang hanya asyik membuat makalah, bukan impact!. Muridnya asik mengejar nilai, gurunya asik mengejar kum untuk kenaikan pangkat.

Pembelajaran berpusat pada murid bukan pada guru.

Mengutip pernyataanya Prof. Rhenald kasali dalam tulisan "Belajar Non Formal

"Tahukan Anda bahwa ilmu yang kita pelajari di kampus cepat tertinggal? Ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat dan adu kejar antara dosen dan para penjelajah pengetahuan terus terjadi. Sebagian besar ilmu itu ada di dunia maya, dan sebagian lagi ada di tangan orang-orang hebat. Saya pikir inilah saatnya bagi para social entrepreneur untuk membangun komunitas-komunitas pembelajaran yang bergengsi tinggi dan memberi impak besar. Brandnya harus kuat agar para remaja tidak patah semangat, namun ilmunya harus lebih kuat lagi."

Pola pembelajaran yang ada saat ini, dimana seorang guru membuat slide kemudian di jelaskan didepan kelas, tugas murid adalah mendengarkan, memahami dan menghafalkan apa yang ada dalam slide yang dibuat oleh guru. Pengalaman pribadi saya dalam mengamati cara belajar mahasiswa adalah, hanya dengan menghafal apa yang ada dalam slide dan berlatih mengerjakan soal, seorang mahasiswa bisa mendapatkan nilai A, mengapa demikian, karena soal yang diberikan tidak akan jauh-jauh dari slide yang dibuat oleh guru. Akibatnya ilmu siswa hanya terbatas pada slide yang diberikan oleh guru, padahal ilmu yang ada dalam slide masih sama dengan ilmu 10 tahun yang lalu ketika gurunya masih sekolah.

Mengutip tulisan Prof A.A Karim dari university sains malaysia dalam tulisan "No place for chalk and board "   dan   "From Teaching to Learning Paradig" didalam blognya terdapat kutipan seperti ini 

"If we teach today's students as we taught yesterday's, we rob them of tomorrow"
-- John Dewey.

 "I cannot teach anybody anything; I can only make them think" – Socrates

"I never teach my pupils; I only attempt to provide the conditions in which they can learn" – A. Einstein

Kurikulum berbasis kearifan lokal (Sumber daya alam lokal)

Beberapa waktu yang lalu saya mengunjungi sebuah sekolah di daerah pegunungan di sumatra utara, karena bidang saya kimia, saya bertanya pada salah satu murid, materi apa yang dipelajari pada mata pelajaran kimia. Murid itu menjelaskan sambil menunjukan sebuah buku "Kimia disekitar kita", materi inilah yang dipelajari. Dari judul bukunya cukup menarik, kimia disekitar kita, namun sayang kita yang mana, kalau kata bahasa anak muda sekarang " elu kali gua kagak". Sayang sekali kalau di sekitar kitanya disamakan dari seluruh penjuru tanah air, padahal sudah tentu wilayah pedesaan, wilayah pantai, wilayah industri dan perkotaan punya masalah yang berbeda-beda. Kebetulah daerah yang saya kunjungi adalah wilayah perkebunan kopi, cengkeh, dan hutan, namun sayang didalam ilmu kimia yang di pelajari tidak diajarkan metode ekstrak yang berhubungan dengan kopi dan cengkeh dan tidak ada pula pelajaran yang menjelaskan kalau dihutan bisa saja ditemukan tanaman sumber minyak gaharu, yang harga minyak kualitas rendahnya saja bisa mencapai Rp 2jt perliternya. Seandainya semua materi pelajaran disesuaikan dengan kondisi wilayah masing-masing, tentu siswa akan lebih semangat lagi untuk mempelajarinya karena ilmu yang diperoleh disekolah dapat langsung dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila demikian lulusan SMA pun sudah dapat berkarya diwilayahnya masing-masing, tidak perlu lagi terjadi orang-orang desa pergi kekota supaya ilmunya dapat diterapkan, karena didesa masing-masing ilmunya sudah dapat diterapkan. Lalu bagaimana dengan UAN, beberapa guru mengeluh karena mereka dikejar target agar siswanya bisa lulus UAN. Mengutip pernyataan Prof. Renald Kasali dalam tulisan "Keluar dari kecakapan ujian " yang isinya :

"Mengapa ujian nasional menjadi segala-galanya dalam hidup ini? Apakah tidak ada cara lain untuk membuka pintu masa depan anak selain ujian? Saya (Rhenald Kasali, red) ingin mengajak bangsa ini keluar dari metode pendidikan cara pabrikan yang menghasilkan “produk-produk” yang standar, yang seakan-akan anak adalah “output” hasil produksi. Kita seperti sedang melewati sebuah area "ban berjalan" dengan seorang manajer  Jepang, yang mengawasi ada-tidaknya produk yang cacat (defect), di luar standar. Mereka yang berada di luar standar itu dalam pendidikan kita sebut “berbakat khusus” (special talent), namun di pabrik kita sebut “produk gagal”. Jelajahilah mesin pencari Google dan ketiklah kata “special talent”, maka Anda akan menemukan anak-anak seperti inilah yang ditawari beasiswa. Namun apa yang kita lakukan dengan anak-anak itu di sini?"

Beberapa materi pelajaran yang dapat di UAN adalah materi yang isinya sama di seluruh indonesia, seperti Matematika, B. Indonesia, B. Inggris, dan Agama, sedangkan untuk materi yang lain diarahkan berbasis kearifan lokal. 

Berapa banyak pelajaran yang harus diwajibkan di sekolah ?

Kadang saya terheran heran melihat anak SD sekarang sekolah dari pagi hingga sorekapan mereka bisa bermain. Benarkan pendidikan ini semakin berat semakin hebat ?. Mengutip pernyataannya Prof. Renald kasali yang berjudul "Pendidikan : Benarkah semakit berat semakin hebat."

"Dulu kita hanya belajar sembilan mata pelajaran sehingga masih banyak waktu untuk bermain. Bagaimana anak-anak kita ?. Bukannya dikurangi, tetapi semakin hari yang dipaksakan masuk ke dalam otak anak-anak kita semakin banyak. Sewaktu saya menulis "Sekolah Untuk Apa?" minggu lalu, saya menyebut anak saya di kelas sepuluh diharuskan menuntaskan 16 mata pelajaran,  seorang ibu menyurati saya karena anaknya yang belajar di MI diwajibkan tuntas 23 mata pelajaran. Sementara di New Zealand dan banyak negara maju anak-anak sekolah hanya mengambil 6 mata pelajaran. Ketika mereka menganut spirit "The Power of Simplicity", kita justru tenggelam dalam spirit benang kusut, "kalau terlalu mudah tidak akan melahirkan kehebatan". Bukan hanya itu, di banyak negara selain dirampingkan, mata ajar wajib juga dibatasi hanya dua, selebihnya dijadikan pilihan yang dikaitkan dengan karier masa depan.  Bagaimana di sini ? "

Amat disayangkan kalau waktu muda, anak-anak kita dihabiskan untuk mempelajari pendidikan disekolah yang materinya jauh panggang dari pada api. Anak-anak menjadi jenuh untuk belajar, ilmu yang diperolehnya pun hanya sebatas supaya lulus ujian dan menyelesaikan masalah diatas kertas. Bagaimana dengan nasib anak-anak di desa dimana waktu anak-anak itu begitu berharga untuk membantu orang tuanya di ladang, sementara ilmu yang diperoleh disekolah tidak satupun yang berhubungan dengan masalah dipedesaan. Akibatnya, tentu saja semua anak di desa setelah lulus, tujuannya adalah kekota, meninggalkan desa mereka yang kaya akan sumber daya alam. Anak-anak desa bingung kalau tetap tinggal di desa, karena itu artinya, ilmu mereka selama sekolah tidak dapat diterapkan. Amat disayangkan, padahal kekayaan indonesia terletak di desa, kalau kekayaan alam itu tidak dikelola, wajar saja kalau penduduk desa miskin, penduduk kota juga sama saja.

Teringat pernyataan Dosen saya ketika kuliah dulu, kalau beliau menjadi menteri pendidikan, maka yang pertama kali dihapus adalah kurikulum, karena kurikulumlah yang membuat bangsa ini bodoh. Pernyataan ini terus menjadi bahan pemikiran saya hingga saat ini, benarkah seperti ini ?.... Kalau ini benar, amat disayangkan waktu anak-anak muda kita yang sekolah dari pagi hingga sore dari anak-anak hingga remaja, dari sekian banyaknya waktu yang dikeluarkan, dan dari sekian banyaknya biaya yang dikeluarkan, hanya menjadikan anak kita macan kertas, tanpa bisa berkarya menyelesaikan permasalahan bangsa, dan hanya bisa menjual kekayaan alam kita atau memberikan kebangsa lain untuk mengelolanya, sedangkan tuan rumahnya atau rakyat indonesia hanya bisa menjadi karyawan atau buruh.

Wajar kalau sebagian besar bangsa ini mengejar status, mengejar jabatan, mengejar kenaikan pangkat, mengejar SK, karena dengan secarik kertas jabatan, kita akan mendapatkan penghasilan yang luar biasa, usaha sebesarnya dilakukan untuk mendapatkan jabatan, jabatan bukan dianggap sebagai amanah, namun jabatan dianggap sebagai lahan basah. Berkarya ataupun tidak berkarya, asal sudah mendapatkan jabatan penghasilannya sama saja. Beginilah akibat dari pendidikan macan kertas, setelah bekerja pun targetnya masih kertas.

Penulis berharap, kelak pendidikan di Indonesia bisa lebih fokus lagi terhadap pengelolaan sumber daya alam di masing-masing wilayah, sekolah-sekolah berbasis kurikulum yang menajamkan pengelolaan sumber daya alam disekitarnya , lulusan-lulusan sarjana dapat lebih fokus lagi mengembangkan sumber daya alamnya di wilayah masing-masing. Penulis berharap rakyat indonesia bisa lebih sejahtera lagi, menikmati kekayaan alam indonesia yang melimpah dari sabang sampai merouke.


sumber : http://katalispendidikan.blogspot.com/

Instrumentasi AAS


Atomic Absorbtion Spectrofotometer (AAS) atau Spektrometri Serapan Atom (SSA) adalah metode pengukuran spektrum yang berkaitan dengan serapan dan emisi atom. Bila suatu molekul mempunyai bentuk spektra pita, maka suatu atom mempunyai spektra garis. Atom-atom yang terlibat dalam metode pengukuran spektrometri atomik haruslah atom-atom bebas yang garis spektranya dapat diamati. Pengamatan garis spektra yang spesifik ini dapat digunakan untuk analisis unsur baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Absorbsi (serapan) atom adalah suatu proses penyerapan bagian sinar oleh atom-atom bebas pada panjang gelombang (l) tertentu dari atom itu sendiri sehingga konsentrasi suatu logam dapat ditentukan. Karena absorbansi sebanding dengan konsentrasi suatu analit, maka metode ini dapat digunakan untuk sistem pengukuran atau analisis kuantitatif.
Spektrometri Serapan Atom (SSA) dalam kimia analitik dapat diartikan sebagai suatu teknik untuk menentukan konsentrasi unsue logam tertentu dalam suatu cuplikan. Teknik pengukuran ini dapat digunakan untuk menganalisis konsentrasi lebih dari 62 jenis unsur logam.
Teknik Spektrometri Serapan Atom (SSA) dikembangkan oleh suatu tim peneliti kimia Australia pada tahun 1950-an, yang dipimpin oleh Alan Walsh, di CSIRO (Commonwealth Science and Industry Research Organization) bagian kimia fisik di Melbourne, Australia.
Unsur-unsur dalam cuplikan diidentifikasi dengan sensitivitas dan limit deteksi pada teknik pengukuran ini dapat mencapai < 1 mg/L (1 ppm) bila menggunakan lampu nyala biasa dan dapat dicapai sampai 0,1 ppm dengan menggunakan prosedur SSA yang lebih canggih.
Dalam spektroskopi atomik, faktor-faktor yang dapat menyebabkan pelebaran garis spektra merupakan suatu problem dalam sistem analisis metode ini. Dua hal yang paling sering menimbulkan problem ini adalah pelebaran efek Doppler (Doppler Boardening) dan pelebaran tekanan (Pressure Boardening).

Instrumentasi
Suatu alat absorpsi atom terjadi dari komponen-komponen dasar yang sama seperti spetrofotometer biasa, jadi mengandung : sumber radiasi, monokromator, tempat cuplikan (dalam hal ini nyala), detector dan indicator penguatan (amplifier). Spektrofotometer absorpsi atom ada yang single-beam dan ada pula yang double-beam


Selasa, 03 Januari 2012

konten nomer 4 chemoffice

Chem office adalah sebuah program yang bisa membuat gambar-gambar zat kimia dapat berupa molekul sederhana maupun kompleks. tidak cuma itu tapi bisa belajar cara pergerakan molekul dan perputaran ikatan dari aplikasi 3D nya.
Apalagi bisa diatur dengan kecepatan perputarannya dan bisa mengetahui stabil d kecepatan berapa. Jika kamu belajar Adsorpsi mungkin itu bisa jadi pembelajaran yang bermanfaat bagi kita semua.
Dan bisa mengetahui rumus keseimbangannya.
Perangkat lunak ini terdiri dari ChemDraw, Chem3D, ChemFinder dan ChemACX untuk para ahli kimia, BioOffice, bioassay, BioViz, dan BioDraw bagi ahli biologi, dan Inventarisasi, E-Notebook dan Indeks Merck bagi para ilmuwan. software ini tersedia untuk Microsoft Windows.

Chemoffice ini keren banget loh, salah satu aplikasinya adalah di chemdraw..
pengen liat kaya gimana oke nya? langsung saja cek ke TKP. hehehe
disini

sumber : http://www.cambridgesoft.com/software/ChemOffice/

chemdraw




ChemDraw pro versi 8.0 merupakan salah satu program aplikasi dari Chem Office, untuk menggambar struktur 2D dalam bidang ilmu kimia, terutama kimia organik, biokimia, dan polimer. Software ini dapat membantu anda dalam menggambar struktur kimia dengan berbagai fasilitasnya, hanya dengan mengkliknya, tool tersebut akan bekerja untuk anda.

Tool-tool dalam ChemDraw mewakili berbagai macam bentuk ikatan yang dapat anda susun menjadi struktur kimia sehingga tidaklah sulit bagi anda untuk menggambarkan struktur yang kompleks sekalipun, bahkan juga dalam berbagai bentuk konformasi dan dalam bentuk proyeksi.

Struktur-struktur tertentu yang telah umum dapat digambar secara langsung dengan mengklik tool, seperti struktur cincin benzena, siklopentana, sikloheksana dan senyawa siklis yang lain. Tool dalam ChemDraw juga menyajikan gambar struktur untuk asam amino, DNA, dan RNA yang terdapat dalam template, anda tinggal klik, membawanya ke layar, drag, maka jadilah gambar struktur anda.

ChemDraw merupakan program aplikasi untuk menggambar yang di lengkapi dengan tool-tool sehingga pengguna dapat dengan mudah membuat gambar yang diinginkannya hanya dengan mengklik tool-tool tersebut, dengan ChemDraw anda tidak akan mengalami kesulitan di dalam membuat struktur kimia. Hal ini tentu sangat membantu anda dalam menulis skripsi, thesis, karya ilmiah, ataupun jurnal, bahkan anda juga dapat mengkomunikasikan struktur yang anda miliki ke dunia web jika komputer anda di lengkapi dengan program aplikasi ChemOffice yang lain. Gambar yang telah anda buat juga dapat dengan mudah dicetak atau dibawah ke dalam program aplikasi lain seperti Ms. Word.

ChemDraw juga dapat menganalisis struktur kimia yang telah kita gambar dengan menggunakan Analys Struktur pada menu Structure, di sini anda dapat mengetahui sifat-sifat fisik struktur tersebut, misalnya, titik didih, titik leleh, berat molekul, temperatur, tekanan, dll
 
sumber : http://faijalchemistry.blogspot.com/2010/06/chemdraw-pro-versi-8.html

konten nomer 5

link kimia komputasi :

UAS..

1. Jelaskan bagaimana cara membuat linux live usb versi kimia, software apa saja yang digunakan dan bagaimana cara memperolehnya?

linux live usb dengan unebootin, dan membuat USB linux (chempup) 

2. Program kimia apa saja yang ada di Chempub (linux kimia) dan apa manfaatnya, beri contoh langkah-langkah cara menggunakannya ?

manfaat dan langkahnya disini

3. Beri contoh analisa apa saja yang dapat dilakukan oleh software Hyperchem ?

4. Beri contoh analisa apa saja yang dapat dilakukan oleh software Chem Office ?

analisa chemoffice, salah satunya chemdraw

5. Tuliskan beberapa link / web penyedia software yang berhubungan dengan kimia?

link kimia komputasi :

6. Beri sedikit ulasan mengenai manfaat dari beberapa software kimia komputasi minimal 5 software ?


7. Tuliskan minimal 20 istilah yang berhubungan dengan kimia komputasi dan maknanya ?

Bingung sama istilahnya? cek disini

8. Berikan sedikit ulasan mengenai manfaat kimia komputasi untuk pembelajaran ?

manfaat kimia komputasi..


9. Berikan sedikit ulasan mengenai manfaat kimia komputasi untuk penelitian pengembangan material baru atau pengembangan obat?




10. Silahkan buat tulisan bebas tentang kimia komputasi menurut anda ?

Kimia komputasi menurut seorang isa

membuat USB linux (Chempup)

Membuat USB Linux (Chempup)



pertama download linux live usb di http://www.linuxliveusb.com/

lalu instal linux live.exe yang telah di download ke dalam komputer
jalankan LiLi (linux live) yang sudah di instal



1. Pilih Flashdisk yang akan digunakan
2. Pilih file iso chempup
3. Pilih "Hide created files on key" dan "Format the key in FAT32"
4. Setelah semuanya sudah terpilih klik lightning icon (gambar petir)
5. Biarkan Hingga instalasi selesai
6. Restart ganti boot agar diprioritaskan pada usb
7. Pilih Live cd
8. Masuk ke chempup



Sumber : http://www.linuxliveusb.com/
tunasalamuin.blogspot.com

konten nomer 10

  Silahkan buat tulisan bebas tentang kimia komputasi menurut anda ? 

manfaat komputasi dalam efek samping obat

Pada 13 Desember 2007, dilaporkan bahwa identifikasi awal dari efek samping buruk obat sebelum diuji pada manusia adalah sangat penting dalam mengembangkan terapi baru, karena efek samping yang tidak diharapkan menyebabkan sepertiga dari kegagalan proses pengembangan obat. Sekarang, peneliti pada Universitas California, San Diego (UCSD) telah mengembangkan teknik baru dengan menggunakan modeling komputer untuk mengidentifikasi efek samping potensial dari obat, dan telah menggunakan teknik itu untuk mempelajari kelas obat tertentu, yang termasuk didalamnya adalah tamoxifen, obat yang sering diresepkan pada perawatan kanker payudara. Kajian mereka tersedia di jurnal Plos Komputasi Biologi.
Metode uji konvensional menapiskan senyawa pada studi binatang, sebelum uji pada manusia, dengan harapan dapat menemukan efek samping dari terapetik yang menjanjikan. Tim UCSD, yang dipimpin oleh Philip Bourne, Profesor Farmakologi pada Sekolah Farmasi dan ilmu farmasetika UCSD dan Lei Xie PhD dari Pusat Komputer Super San Diego UCSD, mereka menggunakan tenaga dari model komputer untuk menapiskan molekul obat tertentu menggunakan database yang tersedia untuk seluruh dunia. Database tersebut adalah Protein Data Bank (PDB), yang didalamnya terdapat entri dari ribuan struktur tiga dimensi protein.
Molekul obat didesain untuk mengikat pada protein target dalam rangka mendapatkan efek terapetik, namun jika molekul obat kecil yang berfungsi sebagai ‘kunci’ bertaut pada target protein lain yang memiliki situs pengikatan serupa, atau ‘lubang kunci’, maka efek samping bisa terjadi.
Dalam rangka mengidentifikasi protein yang bisa menjadi target tak diinginkan, peneliti USCD menggunakan molekul obat tunggal dan melihat bagaimana kemungkinan ia dapat mengikat pada semua protein yang disandikan oleh proteosom manusia. Dalam studi kasus yang sudah dipublikasikan, mereka menggunakan Select Estrogen Receptor Modulators (SERMs), kelas obat yang dimana tamoxifen termasuk didalamnya, untuk mengilustrasikan pendekatan baru tersebut.
‘Prosedur komputasi yang kami kembangkan dimulai dengan model tiga dimensi obat, dalam rangka menunjukkan struktur dari molekul obat yang terikat pada protein target, dalam hal ini SERM yang terikat pada reseptor estrogen,’ kata Bourne, yang adalah wakil direktur PDB. Kemudian, peneliti menggunakan analisis komputer untuk mencari situs pengikatan lain yang cocok dengan situs pengikatan obat. Seperti mencari lubang kunci lain, yang dapat dibuka oleh kunci yang sama.
Pada kajian ini, tim menemukan protein target SERMs yang belum teridentifikasi sebelumnya . Identifikasi pada situs pengikatan ini menjelaskan mengapa terjadi efek samping yang buruk, dan membuka peluang untuk memodifikasi obat supaya tetap mengikat pada target yang diinginkan, namun mengurangi afinitasnya pada situs sekunder.
“Jika obat memiliki efek sampingan buruk, kemungkinan besar obat tersebut mengikat pada molekul sekunder yang tidak diinginkan, dengan kata lain, kunci yang digunakan untuk bertaut dengan sasaran ternyata cocok untuk banyak lubang kunci,’ kata Bourne. Ia menjelaskan, bahwa dengan menggunakan teknik komputer ini untuk menemukan ‘lubang kunci’ lain akan menghasilkan salah satu dari tiga hal ini: Lubang kunci baru bisa jadi tidak menghasilkan efek apapun, lubang kunci tersebut dapat menjelaskan efek samping buruk dari obat, atau riset tersebut dapat saja menemukan efek terapetik baru, yang potensial untuk pengembangan obat yang ada.
Peneliti UCSD melanjutkan kajian mereka, yang menurut Bourne dapat diaplikasikan pada semua obat yang ada di pasaran, dimana struktur obat tersebut terikat pada reseptor PDB. Bourne menggaris bawahi, bahwa hasil dari pendekatan ini tetap harus diuji di laboratorium basah.
Jiang Wang dari program Bioinformatika UCSD juga berkontribusi pada studi ini melalui Plos. Penelitian ini didukung oleh National Institute of Health. Diadaptasi dari bahan yang diberikan oleh UCSD.

Diterjemahkan dari:
University of California – San Diego (2007, December 13). New Computational
Technique Can Predict Drug Side Effects. ScienceDaily. Retrieved April 28, 2009
www.chem-is-try.org