UJI KUALITATIF
KARBOHIDRAT
Dan
HIDROLISIS
KARBOHIDRAT
I.
Latar Belakang
Karbohidrat
merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam,terutama sebagai penyusun
utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Senyawa karbohidrat merupakan senyawa
polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton yang mengandung unsur-unsur C, H,
dan O dengan rumus empiris (CH2O)n.
Pada
tumbuh-tumbuhan, karbohidrat disentesis dari CO2 dan H2O melalui proses fotosintesis yang terjadi
di dalam klorofil. Karbohidrat yang dihasilkan merupakan cadangan makanan yang
disimpan di dalam akar, batang dan biji yang sebagian besar merupakan amilum
atau selulosa.
Dalam tubuh
manusia sebagian besar karbohidrat terdapat dalam bentuk glikogen yang
tersimpan dalam hati dan jaringan otot. Glikogen dalam tubuh manusia berfungsi
sebagai cadangan energi. Melalui mekanisme kerja hormon dan aktivitas enzim,
glikogen dipecah menjadi unit-unit glukosa.
Berdasarkan
monomer yang menyusunnya, karbohidrat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:
a.
Monosakarida :karbohidrat yang paling sederhana yang
terdiri dari 1 molekul berupa aldosa atau ketosa. Contohnya :glukosa, fruktosa,
dan galaktosa.
b.
Oligosakarida :karbohidrat yang tersusun dari 2 sampai
10 satuan monosakarida. contohnya : sukrosa, disakarida dari glukosa dan
fruktosa atau laktosa yang terdiri dari glukosa dan galaktosa.
c.
Polisakarida : karbohidrat yang tersusun lebih dari 10
satuan monosakarida yang dapat berupa rantai lurus maupun bercabang. Contoh
karbohidrat yang termasuk kelompok ini adalah amilum dan selulosa, hidrolisis
sebagiam polisakarida akan menghasilkan senyawa oligosakarida seperti dekstrin.
Pada umumnya
karbohidrat merupakan senyawa padat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat
sukar larut dalam pelarut non polar, tetapi mudah larut dalam air, kecuali
polisakarida (selulosa) yang tidak larut dalam air. Monosakarida dan disakarida
mempunyai sifat manis sehingga sering disebut gula. Kebanyakan monosakarida dan
disakarida kecuali fruktosa adalah kelompok gula pereduksi. Sifat mereduksi ini
disebabkan adanya gugus aldehid atau keton bebas dalam molekulnya. Larutan gula
perduksi bereaksi positif dengan pereaksi fehling, pereaksi Tollens maupun
pereaksi benedict.
Perlakuan oleh asam anorganik pekat akan
menyebabkan polisakarida terhidrolisis menjadi monosakarida. Dehidrasi
monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat akan membentuk furfural dan
golongan heksosa menghasilkan hidroksi metil furfural. Dengan penambahan
alfa-naftol dalam alkohol, senyawa tersebut akan membentuk kompleks berwarna
ungu. Reaksi ini khas untuk identifikasi awal keberadaan karbohidrat.
Kebanyakan karbohidrat yang ditemukan di
alam terapat sebagai polisakarida dengan berat molekul tinggi. Beberapa
polisakarida berfungsi sebagai bentuk penyimpan bagi monosakarida, sedangkan
yang lain berfungsi sebagai unsur struktural di dalam dinding sel dan jaringan
pengikat. Hidrolisis sempurna oleh asam atau oleh enzim spesifik terhadap polisakarida
menghasilkan monosakarida atau senyawa turunannya. Polisakarida yang merupakan
karbohidrat kompleks mempunyai sifat kurang larut dalam air dingin. Pemanasan
suspensi pati secara bertahap dapat membentuk larutan koloid dan akhirnya
menjadi pasta.
Pati
banyak terdapat dalam tumbuh-tumbuhan terutama terdapat pada biji, buah dan
umbi. Di dalam sel, pati membentuk granula yang secara mikroskopis memiliki
bentuk yang berbeda untuk setiap sumber. Pati terbagi menjadi dua fraksi yang
dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa (±20%)
dengan struktur molekul linier, terdiri dari rantai unit-unit D-glukosa yang
panjang digabungkan oleh ikatan α(1→4). Rantai ini beragam dalam berat
molekulnya, dari beberapa ribu sampai 500.000. Sebaliknya fraksi yang tidak
larut disebut amilopektin (±80%) dengan struktur bercabang, memiliki berat
molekul yang tinggi. Ikatan glikosidik yang menggabungkan residu glukosa yang
berdekatan di dalam rantai amilopektin adalah ikatan α(1→4), tetapi tiitk
percabangan amilopektin merupakan ikatan α(1→6). Dengan penambahan iodium,
fraksi amilosa akan memberikan warna biru sedangkan fraksi amilopektin berwarna
merah ungu. Warna biru yang dibentuk oleh amilosa dan iodium stabil dalam air
dingin. Pemanasan akan menyebabkan pelepasan iodium dari struktur amilosa
sehingga warna biru menjadi hilang.
Dalam
suasana asam dan dengan pemanasan, pati akan terhidrolisis menjadi senyawa
karbohidrat yang lebih sederhana. Hidrolisis pati dengan asam klorida akan
menghasilkan molekul glukosa sedangkan hidrolisis pati oleh enzim akan
menghasilkan maltosa yang selanjutnya akan menghasilkan glukosa. Pengujian laju
hidrolisis dapat dilakukan dengan penambahan iodium. Tahap pada saat larutan
hasil hidrolisis sudah tidak menimbulkan warna biru dengan iodium disebut titik
akromatik.
II.
Tujuan
1.
MENGETAHUI ADANYA KARBOHIDRAT DALAM SUATU SAMPEL
2.
MENGETAHUI PRINSIP-PRINSIP IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT
3.
MENGETAHUI SIFAT KIMIA KARBOHIDRAT
4.
MENGETAHUI PRINSIP REAKSI HIDROLISIS KARBOHIDRAT
5.
MENGIDENTIFIKASI HASIL REAKSI HIDROLISIS KARBOHIDRAT
III.
Metode
UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT
a.
Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah stopwatch, penjepit, tabung, alat
pemanas listrik, becker glass 500 mL, tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet
tetes.
Bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan Amilum 1%, Sukrosa 1%,
Laktosa 1%, Glukosa 1%, Fruktosa 1%, Pereaksi Molisch, Pereaksi Benedict,
Pereaksi Barfoed, Pereaksi Seliwanoff, asam sulfat pekat dan larutan Iodium.
b.
Prosedur Kerja
·
Uji Molisch (membuktikan adanya karbohidrat)
Sebanyak 15
tetes larutan uji dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Lalu ditambahkan 3 tetes
peraksi molisch, dicampurkan dengan baik. Tabung reaksi dimiringkan 45°,
lalu dialirkan H2SO4 pekat sebanyak 1 mL
dengan hati-hati melalui dinding tabung agar tidak bercampur.diamati perubahan
yang terjadi, dan dicatat dalam lembar pengamatan. (reaksi positif ditandai
dengan terbentuknya cincin furfural berwarna ungu pada kedua lapisan)
·
Uji Iodium (membuktikan adanya amilum, glikogen,
dan dekstrin)
Sebanyak 15
tetes larutan uji dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Lalu ditambahkan 2 tetes
larutan Iodium, setelah itu diamati
perubahan warna yang terjadi, dan dicatat dalam lembar pengamatan. (reaksi
positif ditandai dengan pembentukan kompleks senyawa berwarna biru untuk
amilum, merah kecokelatan untuk glikogen dan merah anggur untuk dekstrin)
·
Uji Benedict (menentukan adanya gula pereduksi)
Sebanyak 5
tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi benedict dicampurkan dengan baik di
dalam tabung reaksi. Lalu dididihkan di penangas air mendidih selama kurang
lebih 5 menit. Setekah itu didinginkan perlahan-lahan, selanjutnyta diamati
warna endapan yang terbentuk dan dicatat dalam lembar pengamatan. (reaksi
positif ditandai dengan timbulnya endapan warna biru kehijauan, kuning atau
merah bata tergantung pada gula pereduksi yang ada)
·
Uji Barfoed (membedakan antara monosakarida dan
disakarida)
Sebanyak 10
tetes larutan uji dan 10 tetes larutan barfoed dicampurkan dengan baik di dalam
tabung reaksi. Lalu dipanasakan campuran tersebut dalam penangas air mendidih
selama 5 menit. Setelah itu diamati warna yang terbentuk, dan dicatat dalam
lembar pengamatan. (reaksi positif ditandai dengan terbentuknya endapan Cu2O berwarna merah
bata)
·
Uji Seliwanoff
·
Dimasukkan sebanyak 10 tetes larutan uji dan 15
tetes pereaksi seliwanoff ke dalam tabung reaksi. Lalu campuran dipanaskan
dalam penangas air mendidih selama 1 menit. Setelah itu, diamati perubahan
warna yang terjadi, dicatat dalam lembar pengamatan. (reaksi positif ditanda
dengan perubahan warna larutan menjadi merah orange)
HIDROLISIS KARBOHIDRAT
a.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah kertas lakmus,
pemanas listrik, becker glass 500 mL, tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet
ukur 5 mL, pipet tetes, pipet tetes porselen, dan penjepit tabung.
Bahan yang digunakan adalah larutan amilum 1%,
larutan iodium, pereaksi benedict, dan HCl 2N.
b.
Prosedur Kerja
Sebanyak 5 mL amilum dimasukkan ke dalam tabung
reaksi dan ditambahkan dengan 2,5 mL HCl 2N. Lalu dicampurkan dengan baik dan
dimasukkan ke dalam penangas air mendidih. Setelah 3 menit, 2 tetes larutan
diambil ke dalam plat tetes porselen dan ditambahkan 1 tetes larutan iodium.
Kemudian dicatat perubahan warna yang terjadi dan ditulis dalam lembar
pengamatan. Setelah itu dilanjutkan pemanasan dan diuji dengan larutan iodium
setiap 3 menit sampai warna larutan kuning pucat. Lalu ditentukan kapan titik
akromatik terjadi dan dipanaskan kembali selama ± 5 menit kemudian didinginkan.
Diambil 2 mL larutan hasil hidrolisis, dinetralkan dengan NaOH 2% dan diuji
dengan kertas lakmus. Diuji larutan netral dengan pereaksi benedict dan dicatat
perubahan warna yang terjadi.
PEMBAHASAN
1.
Uji Molisch
No.
|
Zat
Uji
|
Hasil
Uji Molisch
|
Karbohidrat
(+/-)
|
1
|
Amilum
1 %
|
Terbentuk
cincin berwarna ungu
|
+
|
2
|
Sukrosa
1 %
|
Terbentuk
cincin berwarna ungu
|
+
|
3
|
Laktosa
1 %
|
Terbentuk
cincin berwarna ungu
|
+
|
4
|
Fruktosa
1 %
|
Terbentuk
cincin berwarna ungu
|
+
|
5
|
Glukosa
1%
|
Terbentuk
cincin berwarna ungu
|
+
|
Pada uji Molisch, semua zat uji adalah termasuk karbohidrat.
hal tersebut dapat dilihat pada terbentuknya cincin berwarna ungu.
2.
Uji Iodium
Pada masing-masing zat uji memiliki indikasi yang
berbeda-beda. dari enam zat uji, Amilum, positif mengandung polisakarida.
Untuk uji Iodium, didapat hasil
sebagaimana tertera di tabel :
No.
|
Zat Uji
|
Hasil Uji Iodium
|
Polisakarida (+/-)
|
1
|
Amilum 1 %
|
Terbentuk warna Biru Tua
|
+
|
2
|
Sukrosa 1 %
|
Terbentuk warna Kuning
|
-
|
3
|
Laktosa 1 %
|
Terbentuk warna jernih
|
-
|
4
|
Fruktosa 1 %
|
Terbentuk warna Kuning
|
-
|
5
|
Glukosa 1%
|
Terbentuk warna Kuning
|
-
|
Uji
iodium ini menunjukan reaksi yang positif terhadap amilum karena amilum merupakan
salah satu contoh dari molekul polisakarida. Amilum terdiri dari banyak monomer
glukosa.
Pada
uji iodium amilum dapat menghasilkan reaksi positif dengan menghasilkan warna
biru karena pada amilum terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks
karena adanya ikatan dengan konfigurasi tiap unit glukosanya. Bentuk ini
menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium yang masuk
kedalam spiralnya.
3.
Uji Bennedict
Pada uji Benedict, indikator terkandungnya Gula Reduksi adalah dengan terbentuknya endapan berwarna
merah bata. hal teresebut dikarenakan terbentuknya hasil reaksi berupa Cu2O.
No.
|
Zat Uji
|
Hasil Uji Benedict
|
Gula Reduksi (+/-)
|
1
|
Amilum 1 %
|
Terbentuk warna biru
|
-
|
2
|
Sukrosa 1 %
|
Terbentuk warna biru dan tidak terbentuk endapan
|
-
|
3
|
Laktosa 1 %
|
Terbentuk endapan merah bata
|
+
|
4
|
Fruktosa 1 %
|
Terbentuk endapan merah bata
|
+
|
5
|
Glukosa 1%
|
Terbentuk endapan merah bata
|
+
|
Berikut reaksi yang berlangsung:
O O
║ ║
R—C—H
+ Cu2+ 2OH- →
R—C—OH + Cu2O
Gula Pereduksi Endapan Merah Bata
Reaksi positif pada percobaan ini terdapat pada terbentuknya endapan
merah bata didalam sampel hal ini ditandai karena adanya gula pereduksi pada
laktosa, glukosa dan fruktosa. Gula pereduksi adalah golongan gula yang
memiliki kemampuan untuk mereduksi suatu oksidator karena gugus aldehida dan
keton nya bebas berada dalam keadaan kesetimbangan pada rantai terbuka.
4.
Uji Barfoed
Pada uji barfoed dalam asam, polisakarida atau disakarida
akan terhidrolisis menjadi bagian kecil monomernya, dan hal ini lah yang
menjadi alas an untuk membedakan antara monosakarida, disakarida dan
polisakarida. Reaksi monosakarida dengan fosfomolibdat menghasilkan warna biru.
Sedangkan polisakarida yang terhidrolisis oleh asam akan memiliki kadar
monosakarida yang sedikit sehingga warna biru nya tidak terlihat. Reaksi
polisakarida menghasilkan endapan warna merah bata pada larutan uji laktosa
glukosa dan fruktosa.
No.
|
Zat Uji
|
Hasil Uji Barfoed
|
Monosakarida (+/-)
|
1.
|
Sukrosa 1 %
|
tidak terbentuk endapan (larutan
warna biru)
|
-
|
2.
|
Laktosa 1 %
|
Terbentuk endapan merah bata
|
+
|
3.
|
Fruktosa1 %
|
Terbentuk endapan merah bata
|
+
|
4.
|
Glukosa1 %
|
Terbentuk endapan merah bata
|
+
|
5. Uji
Seliwanoff
Pada uji Seliwanof, ketosa terdeteksi
pada zat uji Fruktosa dengan terbentuknya warna jingga; yaitu karena
terbentuknya resorsinol.
No.
|
Zat Uji
|
Hasil Uji Seliwanof
|
Ketosa (+/-)
|
1
|
Sukrosa 1 %
|
orange
|
+
|
2
|
Fruktosa 1 %
|
orange
|
+
|
3
|
Glukosa 1 %
|
Bening
|
-
|
4
|
Laktosa
|
Bening
|
-
|
Hidrolis
Karbohidrat
Perlakuan
|
Waktu Hidrolisis
|
Hasil Uji Iodium
|
Keterangan
|
5ml amilum + HCl 2N + Pemanasan
|
3 Menit
|
Ungu Kehitaman
|
amilosa
|
6 Menit
|
Ungu Kehitaman
|
amilopektin
|
|
9 Menit
|
Ungu Kehitaman
|
amilopektin
|
|
12 Menit
|
Merah kecoklatan
|
eritrodekstrin
|
|
15 Menit
|
coklat
|
akrodekstrin
|
|
18 Menit
|
coklat pucat
|
maltosa
|
|
21 Menit
|
kuning
|
Glukosa
|
Pada percobaan ini dilakukan
hidroolisis karbohidrat menggunakan HCl 2N. berdasarkan teori bronsted lowry,
dikatakan bahwa hidrolisis merupakan proses protolisis yang melibatkan molekul
air dan proteolit lemah yang bermuatan.
Dalam hidrolisis karbohidrat, pati
akan mengalami proses pemutusan rantai oleh enzim atau asam selama pemanasan
menjadi molekul – molekul yang lebih kecil. Ada beberapa tingkatan dalam reaksi
hidrolisis tersebut. Mula-mula pati pecah menjadi unit rantai glukosa yang
lebih pendek (6-10 molekul) yang disebut dekstrin. Dekstrin kemudian pecah lagi
menjadi maltose yang kemudian pecah lagi menjadi glukosa.
Pada percobaan ini juga dilakukan
penentuan titik akromatik. Titik akromatik adalah titik dimana pati tersebut
menunjukan warna yang lebih pudar saat dilakukan penetesan iodine yang
menandakan bahwa pati tersebut telah terhidrolisis secara sempurna menjadi unit
yang lebih kecil yaitu glukosa.
Kemudian hasil hidrolisis tersebut
di lakukan penetralan dengan NaOH yang dilakukan untuk menetralkan HCl yang
ditambahkan pada proses pemutusan rantai (hidrolisis). Setelah larutan tersebut
netral, kemudian dilakukan kembali dengan pengujian dengan diambil larutan yang
telah dinetralkan, kemudian direaksikan dengan pereaksi bennedict dan dilakukan
pemanasan kembali, hal ini menunjukkan adanya perubahan warna larutan menjadi
merah bata, yang menandakan reaksi positif mengandung gula pereduksi, dan
glukosa adalah contoh dari kelompok monosakarida yang memiliki kemampuan untuk
mereduksi. Pemanasan diatas hanya dilakukan untuk mempercepat terjadinya atau
jalannya reaksi antara bennedict dan hasil larutan netral dari hidrolisis pati.
Kesimpulan :
Kesimpulan dalam percobaan kali ini
adalah :
·
Uji Molisch positif terhadap semua larutan uji.
·
Pada uji iodium, hanya amilum yang mengalami
reaksi positif.
·
Uji benedict positif pada laktosa, glukosa dan
fruktosa.
·
Uji seliwanoff positif pada sukrosa dan
fruktosa.
·
Uji barfoed positif pada laktosa, glukosa dan
fruktosa.
·
Titik akromatik = 21 menit
·
Penambahan NaOH dalam pemetralan = 3.5ml.
·
Hidrolisis pati mampu mengubah polisakarida
menjadi monosakaroda ( pati – glukosa )
Daftar
Pustaka :
·
Hart,Harold.1983.Kimia Organik.Jakarta : erlangga.
·
Hermanto, S.2012.Petunjuk Praktikum Biokimia 1. Jakarta : UIN Syahid.
Lehninger.1982.Dasar-dasar
Biokimia.Jakarta : erlangga
PEMBUATAN LEM
DARI SUSU CAIR
BAB I
PENDAHULUAN
Lem
atau disebut juga perekat adalah senyawa semicair yang dapat merekatkan satu
benda dengan benda lain. Oleh karena itu, lem dapat dikatakan sebagai senyawa
kimia, juga sebagai senyawa organik dan senyawa-senyawa lainnya yang memiliki unsur
perekat. Hal itu karena tidak semua lem terbuat dari bahan-bahan kimia. Ada
beberapa yang dibuat dari unsur organik. Lem memiliki sifat semi cair, dimana
lem berwujud fisik tidak padat (kering) tapi juga tidak cair (encer). Karena
lem dapat terbuat dari molekul organic, oleh karena itu lem juga dapat terbuat
dari susu yang didalamnya terdapat kasein. Kasein adalah protein. dan kita akan
menemukannya di sekitar 80% dari protein dalam susu. Secara teknis, itu adalah
garam kalsium elemen yang notabene memiliki kandungan logam. Kita dapat
menemukan ini juga sebagai bahan dalam cat kuku.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Susu UHT
Di Indonesia, konsumsi susu segar
semakin meningkat. Pada umumnya susu dikonsumsi dalam bentuk olahan baik dalam
bentuk cair (susu pasteurisasi, susu UHT) maupun susu bubuk. Sebagian besar
peternakan sapi perah yang berkembang di Indonesia masih menerapkan cara
beternak yang masih tradisional, sehingga masih terbatas peluang masyarakat
mengkonsumsi susu segar yang memenuhi persyaratan dalam SNI. Sebagian besar
susu cair yang beredar di pasaran dalam bentuk olahan, telah mengalami
pasteurisasi. Analisis terhadap parameter fisikokimia susu cair pada Tabel 1
menunjukkan bahwa kadar lemak pada SNI susu cair baik susu segar, UHT, maupun
pasteurisasi sebaiknya dibuat sama yaitu 3,0%, karena proses pengolahan susu
pasteurisasi dengan susu UHT prinsipnya hampir sama, sehingga kemungkinan
hilangnya lemak selama proses pengolahan hampir sama. pengolahan susu secara
minimal (pasteurisasi dan UHT) sangat sedikit pengaruhnya terhadap mutu
sensoris dan mutu gizinya. Susu pasteurisasi merupakan susu segar yang diberi
perlakuan panas 63ºC–66ºC selama minimum 30 menit atau pemanasan 72ºC selama
minimum 5 detik, kemudian segera didinginkan sampai 10ºC, selanjutnya
diperlakukan secara aseptis dan disimpan pada suhu maksimum 4,4ºC. Susu jenis
ini memiliki umur simpan sekitar 14 hari. Susu Ultra High Treatment
(UHT) merupakan produk susu yang diperoleh dengan cara mensterilkan suhu
minimal pada suhu 135ºC selama 2 detik, dengan atau tanpa penambahan bahan
tambahan makanan yang diijinkan, serta dikemas secara aseptis. Sedangkan susu
evaporasi, merupakan hasil olahan susu yang dibuat dengan menguapkan sebagian
air dari susu segar atau dengan merekonstitusi susu bubuk dengan atau tanpa
penambahan bahan lain yang diijinkan.
Susu Bubuk
Prinsip pembuatan susu bubuk adalah menguapkan
sebanyak mungkin kandungan air susu dengan cara pemanasan (pengeringan).
Tahap-tahap pembuatan susu bubuk adalah perlakuan pendahuluan, pemanasan
pendahuluan, pengeringan dan pengepakan. Pada perlakuan pendahuluan yang harus
dikerjakan adalah penyaringan, separasi dan standarisasi. Penyaringan bertujuan
memisahkan benda-benda asing misalnya debu, pasir, bulu, dan sebagainya yang
terdapat dalam susu. Separasi bertujuan untuk memisahkan krim dan susu skim.
Terutama dikerjakan apabila ingin dibuat bubuk krim atau bubuk skim. Tujuan
pemanasan pendahuluan adalah menguapkan sebagian air yang terkandung oleh susu,
sampai mencapai kadar kurang lebih 45-50% saja. Alat yang digunakan untuk
pemanasan pendahuluan adalah evaporator. Untuk memanaskan digunakan udara yang
bersuhu antara 65-177oC tergantung jenis produk yang dibuat.
Standarisasi adalah membuat susu menjadi sama komposisinya. Hasil susu dari
peternak yang berbeda komposisinya dicampur sampai homogen yaitu dengan cara
mengaduk ataupun dengan menuang susu dari wadah yang satu ke wadah yang
lainnya. Ada dua macam (tipe) alat yang digunakan dalam pengeringan yaitu:
·
silindris (drum dryer)
·
semprotan
Macam-macam
susu bubuk:
·
Susu penuh yaitu susu bubuk yang dibuat dari susu
segar yang tidak mengalami separasi Kadar lemaknya 26% dan Kadar airnya 5%
·
Bubuk susu skim yaitu susu bubuk yang dibuat dari susu
skim. Susu ini banyak mengandung protein, kadar airnya 5%
·
Bubuk krim atau bubuk susu mentega. Dibuat dari krim
yang mengandung banyak lemak.
·
Bubuk whey, bubuk susu coklat, bubuk susu instant dan
lain-lain.
Kasein
Kasein adalah protein yang paling banyak tersedia di susu. Protein ini
relatif tidak bisa larut, lambat dicerna dan cenderung membentuk struktur yang
disebut misel yang meningkatkankelarutannya di air. Sedangkan whey adalah
protein yang cepat dicerna. Whey menyediakanhasil sintesa protein yang cepat karena
Whey mengandung leusin dalam jumlah tinggi, yaituasam amino yang potensial
untuk menstimulasi sintesa protein, sementara kasein menyediakanpasokan protein
yang berkesinambungan lama untuk pertumbuhan otot. Protein dalam susu terdiri
atas 80% kasein dan 20% whey.
Kasein termasuk jenis phospoprotein, terdiri dari beberapa unit asam
amino yang terikatdengan ikatan peptida. Kasein di dalam susu merupakan
partikel yang besar. Di dalamnya tidakhanya terdiri dari zat-zat organik,
melainkan mengandung zat-zat anorganik seperti kalsium, phosphor, dan
magnesium. Kasein adalah protein yang khusus terdapat dalam susu. Dalamkeadaan
murni, kasein berwarna putih seperti salju, tidak berbau dan tidak mempunyai
rasa yangkhas. Kasein dapat diendapkan oleh asam, enzim rennet dan alkohol.
Oleh karena itu kaseindalam susu dapat dikoagulasikan atau digumpalkan oleh
asam yang terbentuk di dalam sususebagai aktivitas dari mikrobia.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat
dan Bahan yang digunakan
Alat
: Bahan-bahan
:
·
Beaker glass 100 ml dan 250 ml. -
Susu
UHT
·
Batang Pengaduk. -
Cuka
makan.
·
Penangas Air. -
Soda
Kue (NaHCO3)
·
Corong Kaca.
·
Kertas Saring Whatman.
·
Stirer dan Batang stirrer.
·
Kertas Indikator.
·
Gelas Ukur 100 ml dan 50 ml.
Penjelasan
langkah Kerja
Susu UHT kemudian diambil sebanak
100ml dan direaksikan dengan cuka sebanyak 25ml didalam beaker glass kemudia
dilakukan pengadukan yang konstan pada larutan tersebut. Pemanasan dilakukan
hingga molekul didalam susu tersebut pecah dan terpisah menjadi dadih dan air
dadihnya. Kemudian hasil dari pemanasan tersebut di saring menggunakan kertas
saring. Setelah dadih nya diambil, masukan dadih tersebut kedalam beaker glass
yang lain, dan ditambahkan dengan sedikit air. Kemudian ditambahkan Soda kue
kedalam nya hingga pH dari larutan tersebut menjadi netral. Dan inilah Lem yang
terbentuk. Uji ketahanan lem tersebut dilakukan dengan cara merekatkan kedua buah
stik kayu dengan jarak 2cm pada masing – masing kayu. Kemudian dilakukan
perekatan. Setelah kering, maka kayu tersebut diletakkan pada suatu penopang
untuk dapat dilihat seberapa kuat lem tersebut menahan beban suatu benda.
Hasil dan
Pembahasan
4.1 Hasil
Pengamatan
Lem yang dihasilkan berwarna putih dan sebanyak
50 gram. Lem tersebut mampu merekatkan dua buah stik eskrim dan mampu menangkat
beban berat hingga seberat : 200 gram.
Pembahasan
Pembuatan lem ini menggunakan bahan baku susu UHT yang dipanaskan dalam
heater untuk menghilangkan bakteri pengotor dari susu tersebut, namun karena
susu yang digunakan adalah susu UHT jadi sangat sedikit kemungkinan susu ini
mengandung bakteri perusak. Kemudian ditambahkan asam asetat (cuka makan)
sebanyak 25 ml hingga terbentuk adanya gumpalan dan terpisah molekulnya.
Rusaknya molekul susu ini dinamakan denaturasi protein, Denaturasi protein
merupakan hilangnya sifat-sifat struktur lebih tinggi oleh terkacaunya ikatan
hidrogen dari gaya-gaya sekunder lainnya yang mengukuhkan molekul itu.
Perubahan struktur reversibel atau ireversibel dalam protein, yang menyebabkan
protein kehilangan semua atau sebagian dari fungsi biologinya. Adapun
faktor-faktor penyebab denaturasi protein diantaranya pengaruh/perubahan pH,
perlakuan pemanasan, perlakuan kimiawi. Penambahan asam asetat disini jg
dimaksudkan agar protein kasein yang terkandung didalam susu mencapai titik
isoelektriknya. Sehingga menyebabkan protein ini mengendap, namun pada
praktikum yang kami lakukan, protein susu pada susu UHT sangat sulit rusak
(terdenaturas) hal ini disebabkan karena proses pembuatan susu UHT yang
mengedepankan kualitas susu dengan cara pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam
waktu yang cepat, menyebabkan molekul didalam susu nya masih sangat bagus dan
terjaga, sehingga denaturasi ini sangat sulit terjadi.
Kemudian, setelah pemanasan dan penambahan asam. Kami menyaring susu
tersebut karena walaupun tidak terlihat rusak, setelah dilakukan penyaringan
kasein tersebut telah mengendap dan tersaring di kertas saring sebagai dadih.
Dadih tersebut kemudian diambil dan dilarutkan pada sedikit air dan dinetralkan
dengan basa lemah seperti soda kue dan terbentuk gumpalan gumpalan kecil saat
direaksikan. Penambahan basa lemah ini untuk menetralkan lem tersebut karena
lem berfungsi pada sifat semicair dan pada kondisi netral.
Pengujian lem tersebut dilakukan dengan cara merekatkan kedua buah stik
dan dikeringkan lalu dilakukan tes seberapa kuat lem tersebut dengan cara
ditopangkan dengan sebuah benda. Hasilnya lem tersebut mampu menopang benda
tersebut hingga beban 200 gram, lem ini masih lemah karena kasein yang terdapat
pada susu belum terisolasi secara sempurna. Didalam kasein, Kasein merupakan
partikel yang besar. Di dalamnya tidakhanya terdiri dari zat-zat organik,
melainkan mengandung zat-zat anorganik seperti kalsium, phosphor, dan
magnesium. Keberadaan zat-zat anorganik inilah yang menyebabkan adanya
pertukaran antara ion positif dan negative antara lem dengan media perekat yang
membantu perekatan kedua buah benda.
BAB V
Kesimpulan
dan Saran
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan
yang kami dapatkan adalah :
·
Lem dapat dibuat menggunakan susu yang memiliki kadar
protein tinggi.
·
Penambahan asam dilakukan untuk mendenaturasi protein
dan menurunkan pH hingga isoelektrik.
·
Susu UHT merupakan susu yang sangat sulit rusak
molekul proteinnya.
·
Lem tersebut berwarna putih dan bersifat semicair yang
mampu menahan beban 200gram.
5.2 Saran
Jika ingin membuat lem dari kasein, maka gunakan lah susu bubuk yang molekul
didalam nya mudah terdenaturasi. Dan cobalah menggunakan basa lemah yang lain
selain soda kue tersebut.
Daftar
Pustaka
·
Saleh, Eniza. 2004 . Jurnal Teknik Pengolahan Susu dan
Hasil ikutan ternak. Program studi Produksi Ternak fakultas Pertanian, Universitas
Sumatera Utara.
·
Miskiyah.2009. Jurnal Kajian SNI susu cair Indonesia.
Balai besar penelitian dan pengembangan pasca panen pertanian.
·
David, A.Kaltz. 2004. Elmer’s Glue From Milk. Permission
for classroom use as long as original copyright is included.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar