Kimia Komputasi dalam Pengembangan Obat
Metode kimia komputasi untuk tujuan disain molekul baru, tetutama
senyawa obat, serta prediksi sifat fisiko-kimia telah menjadi metode
pilihan utama sebagian besar industri farmasi berkaitan dengan
pengembangan maupun penemuan obat. Aplikasi metode yang juga disebut in silico
ini, berawal dari postulat dasar dalam paradigma disain obat klasik
yang menyatakan bahwa efek obat dalam tubuh manusia merupakan suatu
konsekuensi “molecular recognition” antara ligan (dalam hal ini obatdan sutau makromolekul (target).
Aktivitas farmakologi ligan terhadap dudukan kerjanya (action site)
sangat ditentukan oleh tatanan ruang dan kerapatan elektron atom-atom
ligan, dan juga bagaimana atom-atom tersebut berinteraksi dengan molekul
target atau “biological conterpart” (Bohm & Klebe, 1996).
Struktur, dinamika, dan interaksi demikian memungkinkan suatu
karakterisasi menggunakan kimia komputasi dilakukan. Misalnya,
pendekatan berbasis mekanika molekular (molecular mechanics)
secara efisien dapat membantu penemuan kandidat-kandidat obat baru, dan
metode komputasi yang tidak mahal ini sekarang secara rutin digunakan di
dalam disain obat (Jorgensen, 2004).
Meskipun demikian, jika deskripsi sifat elektron yang diperlukan
untuk tujuan disain tersebut, maka penggunaan mekanika kuantum sangat
beperan. Sesungguhnya pendekatan kimia komputasi berbasis mekanika
kuantum selain menjelaskan efek elektronik kuantum, juga mampu
menjelaskan pembentukan dan pemutusan ikatan kimia, efek polarisai,
perpindahan muatan, dst., biasanya mampu memperkirakan energi molekul
lebih akurat (Cavali et al., 2006). Aplikasi mekanika kuantum
berbasis ligan di dalam disain obat sejak dahulu telah diarahkan dalam
pengamatan energi, geometri, dan distribusi elektron (misalnya HOMO,
LUMO, momen dipol, dst.) molekul organik kecil. Perhitungan mekanika
kuantum secara rutin telah juga dilakukan dalam analisis QSAR (Quantitative-Structure Activity Relationship) klasik (Lepp & Chuman, 2005), QSAR 3D (Aguirre et al., 2005) dan juga mengembangkan deskriptor kuantum (Wan et al., 2004) untuk digunakan dalam penelitian korelasi struktur-aktivitas.
Hal menarik dalam penggunaan kimiakomputasi berkaitan dengan molekul
target di dalam disain obat adalah telaah analisis reaksi enzimatik
dalam sistem biologis yang memiliki relevansi farmakologi (Gogonea et al.,
2001), simulasi ini memungkinkan menjelaskan mekanisme substrat
(inhibitor)-enzim dan lebih lanjut terhadap interaksi substrat enzim
pada keadaan transisi melalui analisis energi ikat (binding energy).
Pustaka
Bohm, H.J. & G. Klebe. 2004. Angew. Chem. Int. Ed. 35, 2589.
Jorgensen, W.L. 2004. Science. 303, 1813.
Cavalli, A., P. Carloni, & M. Recanatini. 2006. Chem. Rev. 106,3467.
Lepp, Z. & H. Chuman. 2005. Bioorg. Med. Chem. 13, 3093.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar